18 Penumpang Longboat Terbalik Ditemukan Selamat, 6 Jam Berenang hingga Berhasil Mencapai Daratan, Gunakan Baju Pelampung dan Papan yang Didapat dari kapal

PADANG, – Kabar baik. Seluruh penumpang kapal boat terbalik di perairan Selat Sipora, Kabupaten Kepulauan Men­tawai, yang berjumlah 18 orang berhasil ditemukan terdampar di sejumlah titik. Mereka ditemukan dengan kondisi selamat setelah berjam-jam berenang mencapai daratan menggunakan pelampung dan alat seadanya.

Usai ditemukan, Tim SAR gabungan mengevakuasi 17 orang korban kapal boat terbalik ke Tuapejat. Sedangkan satu penumpang yang kondisinya lemah, masih dirawat di Sikakap. Sedangkan operasi pencarian dan pertolongan resmi dihentikan.

Plt Kepala BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Lahmuddin Siregar menyebutkan, para penumpang kapal nahas itu selamat setelah berenang menggunakan pelampung dan alat seadanya.

“Alhamdulillah semua korban hilang sebelumnya yang berjumlah 11 orang sudah berhasil ditemukan dalam kondisi selamat,” kata Lahmuddin kepada wartawan, Selasa (15/7).

Lahmuddin menjelaskan, para korban ditemukan di berbagai titik seperti di Dusun Mapinang Utara, Guluk-guluk dan Mangaungau, serta Desa Matobe. Mereka selanjutnya dikumpulkan di Dusun Pasapuat dan akan dibawa ke Tuapejat dengan Kapal Negara SAR Ramawijaya.

“Setelah sampai di Tuapejat, seluruhnya akan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan medis. Kita sudah menyiagakan ambulans di dermaga agar ketika mereka tiba langsung dibawa ke rumah sakit,” tambah Lahmuddin.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas B Kepulauan Mentawai Rudi mengatakan, sebelumnya, kapal jenis longboat bermuatan 18 orang dengan rute Sikakap-Tuapejat terbalik di Selat Sipora, Senin (14/7) sekitar pukul 11.00. Informasi kecelakaan ini baru diterima Kantor SAR pada pukul 17.40 dari Kepala Dusun Mapinang tempat korban selamat menepi.

“Kapal yang terbalik berukuran 12 meter dengan tiga mesin 40 PK ini digunakan rombongan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kepulauan Mentawai untuk menyeberang dari Sikakap ke Tuapejat, Senin pagi. Rombongan ini juga mengangkut anggota DPRD Kepulauan Mentawai Isar Taileleu dan anak-anaknya,” kata Rudi.

Dalam perjalanan, kata Rudi, kapal itu terbalik di Selat Sipora akibat dihantam gelombang tinggi saat cuaca buruk. Posisi per­ki­raan terakhir (LKP) kapal ter­sebut berada pada koordinat 2°27’20.26″S 99°56’23. 32″E atau sekitar 32,7 nautical mile dengan heading140° dari Dermaga Tuapejat.

“Akibat insiden ini, tujuh orang terdampar dalam kon­disi selamat di Dusun Mapinang, Desa Sikakap, Kecamatan Pagai Utara, Senin sore. Sementara itu, se­belas penumpang lainnya sempat hilang. Tujuh orang yang selamat berenang sekitar 6 jam dari lokasi kapal terbalik pukul 11.00 dan baru tiba di darat sekitar pukul 17.30. Mereka men­­darat di Dusun Mapinang, Desa Si­kakap,” jelas Rudi

Selanjutnya, Selasa siang (15/7), ungkap Rudi, pihaknya telah mengonfirmasi sebelas penumpang yang dicari telah ditemukan dalam kondisi selamat. Sepuluh penumpang itu terdampar di Dusun Guluk-Guluk, Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara, sedangkan satu penumpang lagi terdampar di Dusun Mangaungau, Desa Sikakap.

“Para penumpang tersebut berhasil mencapai daratan dengan berenang selama berjam-jam. Ada yang menggunakan life jacket (pelampung), ada yang menggunakan papan dari kapal yang terbalik tersebut,” katanya.

Rudi menuturkan, ada­pun jarak lokasi kejadian dengan dusun tempat para penumpang ditemukan ber­variasi. Rudi menyebut, lokasi kejadian berjarak sekitar 6 nautical mile dari Du­sun Mapinang, 10 nautical mile dari Dusun Guluk-Guluk, dan 11-12 nautical mile dari Dusun Mangaungau.

“Semua penumpang dalam kapal itu, antara lain, Peter (operator kapal), Marlon Saragi, Nensyah Niningtias, Emilia Contesa, Marhan Saleleubaja, Gu­nawan Toroi, operator kapal (nama belum diketahui), Simbeksin, Kevin, Viktor, Wike, Sudarmono, Adolf Sakerebau, Isar Taileleu, Tesa, Roroi, Wita, dan Guntur Saleleubaja,” tutur dia.

Terpisah, Bupati Kepulauan Mentawai Rinto Wardana menjelaskan, rombongan kapal bupati dan rombongan kapal DPKP itu sama-sama hendak berangkat ke Tuapejat, setelah kunjungan dinas di Si­kakap, Senin pagi. Namun, kapal DPKP berangkat duluan sekitar pukul 07.30 WIB. Cuaca pagi itu hujan badai.

Kapal Motor Teluk Me­go yang ditumpangi bupati dan rombongan berangkat setengah jam kemudian, lalu berpapasan dengan kapal DPKP dan kondisinya masih baik. Bupati berencana hendak berjumpa kembali dengan rombongan DPKP di penyeberangan antara Pulau Pagai Utara dan Pulau Sipora.

Akan tetapi, kapal DPKP hendak menjemput dua orang di dusun sekitar. Kapal bupati pun berangkat duluan menyeberang ke Pulau Sipora agar tidak terjebak badai. Rombongan bupati sempat menunggu di tanjung bagian selatan Pulau Sipora.

“Selama hampir satu jam menunggu, kapal DPKP tidak kunjung menyusul. Sementara itu, cuaca mulai gelap dan Pulau Pagai Utara tak terlihat lagi dari selatan Pulau Sipora. Karena kondisi gelombang tinggi dan penumpang kapal mulai muntah-muntah, kami putuskan melanjutkan perjalanan sampai Dermaga Sioban dan melanjutkan perjalanan via darat (ke Tuapejat),” kata Rinto.

Rombongan bupati kemudian terjebak banjir di Desa Saureinu dan fokus mengatasi banjir di sana. Saat fokus itu, Rinto mendapat informasi ada kapal terbalik dari Kepala Dusun Mapinang. (*)

Penulis: Adi Kampai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *